Iklan

Menkopolhukam Sampaikan Pelayanan Publik Secara Online Kurangi Aksi Pungli

Sabtu, Agustus 29, 2020 WIB Last Updated 2020-08-29T15:24:15Z
Advertisement
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD (Foto Antaranews.com)

Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD menegaskan pungutan liar pada sentra-sentra pelayanan publik saat ini jauh berkurang dibandingkan di masa lampau.

Menkopolhukam Mahfud MD dalam rilisnya yang diterima di Jakarta, Sabtu, mengatakan pengurangan itu karena banyak kemudahan dalam pelayanan publik. Terutama, pada pelayanan publik administrasi umum semisal pembuatan KTP elektronik, SIM, STNK, dan sebagainya.

Kemudian, kemudahan yang didapat tersebut lanjut Mahfud berkat perkembangan teknologi informasi digital.

“Sekarang membuat KTP dapat secara online (melalui jaringan internet), mengurus SIM melalui pelayanan mobil keliling, mengambil uang melalui ATM dan mengirim uang melalui telepon seluler. Tidak perlu lagi antre berlama-lama seperti dahulu,” kata Mahfud.

Menurut Mahfud pungutan liar biasanya terjadi spontan semisal dalam satu sentra pelayanan publik orang sudah mengantre untuk mendapatkan layanan. Kemudian, ada orang datang dan dilayani lebih dulu karena memberikan uang.

“Ini namanya pungli. Kalau dilakukan dengan berembuk dulu itu termasuk suap atau korupsi,” kata dia lagi.

Baca Juga : Menteri Ketenagakerjaan Bantah Bantuan Subsidi Upah untuk Pekerja Dibatalkan

Pungutan liar biasa terjadi pada birokrasi yang lamban pada sentra-sentra pelayanan publik di berbagai institusi Pemerintah.

Karena itulah, menurut Mahfud Presiden Joko Widodo pada 2016 membentuk Satgas Saber Pungli untuk menertibkan birokrasi yang lamban dan memberantas pungutan liar di dalamnya.

Dalam setahun terakhir ini, Satgas Saber Pungli memfokuskan kegiatannya mengawal penyaluran bantuan sosial bagi masyarakat yang terdampak pandemi COVID-19, hal ini dilakukan karena di lapangan masih ada pungli pada penyalurannya.

Menkopolhukam mencontohkan orang yang semestinya menerima bantuan Rp500 ribu, namun yang diterima hanya Rp300 ribu, demikian pula bermacam-macam potongan bantuan untuk guru dan tenaga perawat kesehatan.

Mahfud mengingatkan fokus perhatian tersebut tidak bersifat permanen, karena saat ini pemerintah juga berupaya menggerakkan kembali perekonomian. Upaya Pemerintah ini dilakukan di antaranya dengan menggerakkan ekonomi kerakyatan melalui usaha kecil dan menengah (UKM).

Terkait hal itu, Menkopolhukam meminta Satgas Saber Pungli mengawasi jangan sampai kegiatan UKM juga dipungli. Menko juga meminta fokus pengawasan pada sentra layanan pendidikan.

Baca Juga : Tuai Polemik, Terungkap Foto Jaksa Pinangki Berompi Tahanan Pink Kejagung

Sementara itu, Rakor Satgas Saber Pungli digelar, Jumat. Kegiatan dihadiri Kepala Satuan Tugas Saber Pungli Komjen Pol Agung Budi Maryoto, Sekretaris Brigjen Pol Agung Makbul, dan kelompok ahli.

Selain itu juga diikuti Satuan Tugas Kelompok Intelijen, Pencegahan, Penindakan dan Yustisi Satgas Saber Pungli

Kasatgas Agung Budi menyatakan akan menindaklanjuti arahan Kemenkopolhukam dan masukan kelompok Ahli.

“Arahan dan masukan tersebut akan kami formulasikan dan implementasikan di lapangan,” katanya.

Sementara itu, Sekretaris Agung Makbul menyatakan akan mengintensifkan kegiatan tiga Kelompok Kerja Satgas Saber Pungli tersebut. Selain itu, pelayanan laporan masyarakat pada Satgas Saber Pungli juga akan lebih diperhatikan dan ditindaklanjuti.

Artikel ini disadur dan telah tayang di Antaranews.com dengan judul Menkopolhukam: Pungutan liar di sentra layanan publik jauh berkurang

Advertisement

  • Menkopolhukam Sampaikan Pelayanan Publik Secara Online Kurangi Aksi Pungli

Berita Lainnya

- Advertisement -

Ads x