 |
| Jajaran Kecamatan Sagulung bersama tim saat melakukan gotong-gorong mengangkut sampah di sejumlah tempat di Wilayah Sagulung. |
Catatan pelitatoday.com, tumpukan sampah yang berada disepanjang jalan Perumahan Yafindo Residence, Kelurahan Tembesi, tumpukan sampah di Jalan Mandalay, Kelurahan Sagulung Kota, hingga tumpukan sampah yang berada di jalan Kavling Seroja, Kelurahan Sei Pelunggut, sudah dilakukan pengangkutan.
Namun, respon pemerintah melalui jajaran Kecamatan Sagulung dan tim hari ini dinilai bukan solusi yang diharapkan. Pasalnya, pengangkutan sampah ini hanya dari lokasi tempat sampah ilegal dan bersifat sementara.
Semestinya, pemerintah memahami bahwa tumpukan sampah itu disebabkan inisiatif warga mengangkut sendiri dari rumahnya ke tempat tersebut. Hal ini imbas kurangnya tempat penampungan sementara (box) di pemukiman warga dan juga masalah pengangkutan.
Sebelumnya diberitakan, persoalan pengelolaan sampah di Kota Batam hingga kini belum menemukan langkah konkrit dari Pemerintah Kota Batam dibawah kepemimpinan Amsakar - Li Claudia yang notabene sudah bertugas sekitar 7 bulan.
Khususnya di wilayah Kecamatan Sagulung, tumpukan sampah di sejumlah tempat menjadi trending topik pemberitaan media lokal atas keluhan masyarakat.
Padahal, hal ini adalah persoalan panjang dan jadi janji kampanye setiap calon pemimpin daerah. Semestinya, sudah ada kajian yang matang soal sebab dan akibatnya, sehingga diharapkan ada langkah konkret dan upaya untuk menyelesaikan.
Ketua LSM Solidaritas Masyarakat Sagulung, Moh Zainal Arifin menyampaikan bahwa yang paling utama adalah peleburan kepemimpinan BP Batam dijabat Walikota dan Wakil Walikota (Ex-Oficio) tidak mampu menyelesaikan soal pengadaan tempat pembuangan sampah sementara (TPS) di setiap Kelurahan.
"Dulu kita berharap ketika BP Batam dan Pemko Batam dilebur dengan Walikota Batam menjadi Ex-Oficio, maka persoalan penyediaan lahan yang kebutuhannya bersifat prioritas untuk kepentingan umum akan menjadi mudah pengalokasiannya. Tapi ternyata masyarakat terkesan di PHP. Ex-oficio faktanya tidak juga mengurai persoalan kebutuhan lahan TPS disetiap Kelurahan," katanya. Selasa (23/9/25).
Selain TPS, Zainal juga menyoroti soal minumnya ketersediaan bin container di Wilayah Kecamatan Sagulung yang notabene memiliki penduduk paling banyak di Kota Batam.
"Kita percaya mereka adalah orang-orang pintar yang punya sarana dan prasarana untuk menyelesaikan setiap persoalan terutama yang berhubungan dengan kenyamanan masyarakat. Anggaran pengelolaan kebersihan kota Batam ini cukup besar," katanya.
"Ada puluhan mobil truck pengangkut sampah milik Pemko Batam yang rusak dan mangkrak. Kabarnya ada puluhan bin container sampah yang tidak jelas dimana rimba nya. Kecamatan Sagulung dengan penduduk yg padat, hanya ada 2 unit bin container tersedia, bukannya ini kekonyolan yang tidak lucu," lanjutnya.
Ia berharap, Pemerintah tidak sedang berlakon lucu-lucuan dalam persoalan pengelolaan sampah di Kota Batam yang sudah membuat masyarakat mulai resah.
"Persoalan sampah ini seperti tidak ada solusinya, upaya dan tindakan pemerintah saya pandang tidak menjadikan persoalan sampah ini tuntas. Pemerintah perlu tindakan yang konkret dalam mengurai persoalan ini. Masyarakat butuh solusi jangka panjang, bukan tindakan yang hanya menyelesaikan persoalan bersifat temporer," tegasnya.
Zainal menambahkan, pihaknya berencana melakukan aksi dengan membawa langsung sampah ke Gedung Pemko Batam sebagai bentuk keresahan masyarakat atas permasalahan sampah yang berkepanjangan.
"Kita sedang diskusikan dengan kawan-kawan, kalau memang langkah ini dianggap perlu. Dalam waktu dekat kita wacanakan aksi ini," tutupnya. Red
.jpeg)
