Iklan

Sejarah dan Makna Jumat Agung Bagi Umat Kristen

Sabtu, Maret 30, 2024 WIB Last Updated 2024-03-30T07:01:39Z
Advertisement
Grafis istimewa.

Hari Jumat Agung diperingati umat Kristen pada Jumat 7 Maret 2023. Lantas apa itu Hari Jumat Agung?

Jumat Agung ini merupakan salah satu dari tiga hari suci yang dirayakan umat kristiani menjelang hari Paskah. Yakni setelah Kamis Putih dan dilanjutkan dengan Paskah.


Lantas apa itu Jumat Agung? Berikut penjelasannya dihimpun dari berbagai sumber.


Sejarah dan Makna Jumat Agung


Mengutip dari laman Christianity.com, Jumat Agung adalah hari yang diperingati untuk mengenang penyaliban Yesus dan kematiannya di Kalvari. Hari raya ini juga biasa disebut sebagai Good Friday, Holy Friday atau Great Friday.


Bagi umat Kristen, Jumat Agung ini adalah salah satu hari penting dalam sejarah dunia. Hal ini karena moment penyaliban dan kebangkitan Yesus adalah titik awal dari kehidupan seluruh umat.


Paulus menyebutkan bahwa Yesus mati karena dosa-dosa manusia. Selanjutnya ia dikuburkan dan bangkit pada hari ketiga sesuai dengan apa yang dijanjikan Allah.


"Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci," (1 Korintus 15:3-4)


Mengapa Disebut Hari Jumat Agung?


Jika hari Jumat Agung ini memperingati hari penyaliban Yesus, lantas mengapa disebut sebagai "Jumat Agung" atau "Good Friday" dan bukannya "Bad Friday"?


Justin Holcomb, seorang pastor Episkopal menyebutkan dalam beberapa tradisi Kristen, memang sering menggunakan istilah semacam ini. Misalnya dalam bahasa Jerman, hari itu disebut "Karfreitag" atau "hari yang menyedihkan."


Adapun dalam bahasa Inggris kata "Good Friday" diyakini banyak orang sebagai nama lain dari "God's Friday" atau "Hari Jumat milik Tuhan".


Namun begitu, istilah Jumat Agung atau Good Friday dianggap sepenuhnya tepat karena meskipun itu merupakan hari penderitaan Yesus, namun hal itu diakhiri dengan rencana Allah menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosa mereka. Setelah itu kemudian umat kristiani dapat merasakan sukacita Paskah.


Tanpa hari yang mengerikan itu dengan penderitaan, kesedihan, dan darah yang tercurah di kayu salib, Allah tidak bisa menjadi "adil dan penyelamat" bagi mereka yang percaya kepada Yesus (Roma 3:26).


Perbedaan Paskah dan Jumat Agung


Paskah dan Jumat Agung adalah dua peristiwa penting dalam agama Kristen yang saling terkait. Namun begitu keduanya merujuk pada hari dan makna yang berbeda.


Paskah adalah hari yang dirayakan untuk memperingati kebangkitan Yesus Kristus dari kematian tiga hari setelah penyaliban-Nya. Paskah jatuh pada hari Minggu, dan merupakan perayaan kemenangan Yesus atas kematian dan dosa, serta memberikan pengharapan akan kehidupan kekal bagi orang-orang yang percaya kepada-Nya.


Sementara itu, Jumat Agung adalah hari yang dirayakan pada hari Jumat sebelum Paskah. Hari ini merujuk pada hari ketika Yesus disalibkan dan meninggal dunia.


Kegiatan yang Dilakukan Saat Jumat Agung


Mengutip dari laman Komisi Kateketik Konferensi Waligereja Indonesia, seluruh perayaan yang dilakukan pada Jumat Agung adalah bentuk ibadat bukan Perayaan Ekaristi. Karena itu pada hari ini tidak ada peristiwa konsekrasi atau doa syukur Agung.


Komuni yang dibagikan pada ibadat Jumat Agung ini adalah Hosti yang telah dikonsekrasikan pada malam sebelumnya (Kamis Putih). Adapun sakramen yang boleh diberikan hanyalah Sakramen Tobat dan Sakramen Perminyakan.


Pada hari ini seluruh umat Katolik diharapkan untuk berpuasa atau berpantang.


Adapun rangkaian ibadat Jumat Agung ini terdiri dari 3 bagian. Yakni:


1. Ibadat Sabda

Ibadat Sabda dimulai dengan Imam dan para Petugas Misa berjalan menuju Altar dalam diam dan tanpa lagu. Di depan Altar yang kosong, mereka berlutut dan berdoa dalam hati selama beberapa menit sebagai ungkapan kesedihan Gereja Katolik.


Setelahnya mereka naik ke atas Altar dan mulai membacakan bacaan pertama dan kedua serta Mazmur tanggapan tanpa menggunakan musik. Kemudian, ada bacaan kisah sengsara Yesus yang dilagukan oleh tiga petugas yang berperan sebagai narator, Yesus, dan tokoh lainnya.


Selanjutnya Imam memberikan khotbah atau waktu hening untuk merenungkan wafat Kristus. Setelah khotbah atau waktu hening, umat menyampaikan niat doa yang dipimpin oleh Imam atau Diakon, sementara umat dapat membacakan doa bersama-sama.


2. Penghormatan/Penciuman Salib

Dalam upacara penghormatan salib, Imam dan para misdinar keluar dari gereja untuk mengambil kayu salib yang akan diarak ke dalam gereja. Ada tiga tempat di mana kayu salib yang ditutupi kain ungu akan dibuka dan ditunjukkan kepada umat.


Setelah kayu salib diletakkan di depan altar, Imam, diakon, dan para misdinar mencium salib sebagai tanda penghormatan terhadap Kristus. Selanjutnya, umat diberi kesempatan untuk mencium salib dan dinyanyikan lagu-lagu untuk mengenang keselamatan yang diberikan Tuhan kepada kita.


3. Komuni

Bagian akhir dari ibadat Jumat Agung adalah upacara komuni.


Misdinar akan meletakkan kain putih di atas altar yang sebelumnya kosong. Lalu bersama dengan 2 misdinar lain dan Imam, mereka pergi untuk mengambil Sakramen Maha Kudus di ruang tugur atau kapel adorasi.


Tidak ada salam damai dalam ibadat Jumat Agung. Upacara komuni dimulai dengan menyanyikan doa Bapa Kami dan dilanjutkan dengan ritus komuni.


Hosti dibagikan kepada umat dan bila ada yang sisa, Imam akan membantu menghabiskannya. Bagian terakhir adalah berkat penutup, lalu Imam dan petugas meninggalkan altar dalam suasana hening tanpa nyanyian. Salib ditinggalkan di depan altar bersama lilin yang menyala.


Artikel ini disadur dan telah tayang di website detikNews.com

Advertisement

  • Sejarah dan Makna Jumat Agung Bagi Umat Kristen

Berita Lainnya

- Advertisement -

Ads x