Iklan

Ekonomi Digital Jadi Penyelamat Selama Pandemi, Selanjutnya Apa?

Senin, November 29, 2021 WIB Last Updated 2021-11-29T04:22:00Z
Advertisement
Ilustrasi Ekonomi Digital (Dok: PIS)

Jakarta - Pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin melesat dengan disokong oleh pengembangan teknologi. Hal ini bisa dilihat dari pertumbuhan ekonomi digital Tanah Air yang positif selama pandemi. Teknologi pun bisa menjadi solusi mendorong berbagai sektor penting, salah satunya pertanian.


Saat ini, pertumbuhan yang signifikan memang terlihat, misalnya, dari transaksi uang elektronik yang terus melambung. Akselerasi pertumbuhan dari teknologi ini pun dinilai dapat mempercepat proses pemulihan bagi industri. 


Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 akan mencapai 4,7% hingga 5,5%, dari 3,2% hingga 4,0% pada tahun 2021. Proyeksi ini mungkin terjadi melihat perbaikan ekonomi global yang turut mendorong konsumsi dan investasi. 

Bank Indonesia juga memperkirakan transaksi e-commerce pada tahun 2022 mencapai Rp530 triliun. Perkembangan ekonomi dinilai akan ditopang oleh keuangan digital yang saat ini semakin meningkat. Proyeksi tersebut lebih tinggi dibandingkan proyeksi tahun 2021 yang mencapai Rp403 triliun.

 

Bank Indonesia juga memproyeksikan transaksi uang elektronik akan mencapai Rp 337 triliun naik dari proyeksi tahun 2021 yang mencapai Rp 289 triliun. Transaksi perbankan digital tahun depan diprediksi meningkat cukup signifikan hingga sekitar 20% seiring perkembangan teknologi yang pesat di Tanah Air.

 

Selanjutnya, transaksi digital banking akan mencapai Rp 40.000 triliun rupiah pada 2021 dan meningkat menjadi Rp 48.000 triliun rupiah pada 2022. Hal tersebut didukung oleh akselerasi pembangunan infrastruktur keuangan yaitu QRIS, SNAP dan BI-FAST yang akan diperluas untuk semua bank dalam melayani transaksi nasabah.


Literasi keuangan masyarakat


Meski melaju positif, masyarakat perlu menyadari pentingnya literasi keuangan. Apalagi, era digital telah mengubah wajah dunia, termasuk soal berinvestasi. Masyarakat perlu juga mengetahui cara berinvestasi yang cerdas dengan memanfaatkan teknologi digital.


Hal itu juga diamini oleh CEO Bibit.id Sigit Kouwagam. Dia menyebut, pekerjaan rumah dalam meningkatkan literasi keuangan masyarakat masih jauh dari kata selesai. Pasalnya, hasil Survei Nasional Literasi Keuangan (SNLIK) pada 2019 lalu, indeks literasi keuangan di Indonesia masih berada di kisaran 38%.


Menurut Sigit, pihaknya menyadari pembekalan investor dengan pengetahuan yang tepat dan menyeluruh perlu menjadi prioritas.


"Upaya-upaya edukasi ini sangat penting untuk menghindarkan masyarakat dari jerat investasi bodong dan membantu mereka mengambil keputusan investasi yang bertanggung jawab," kata Sigit, Kamis (18/11/2021).


Dia pun mengatakan bahwa Bibit.id dalam meningkatkan literasi keuangan diwujudkan melalui berbagai aktivitas seperti webinar, kelas investasi reksa dana, edukasi kepada komunitas di berbagai daerah di Indonesia serta live session di kanal media sosial resmi perusahaan.


Dikatakan Sigit, sepanjang 2021 ini, Bibit.id telah melakukan lebih dari 50 inisiatif edukasi dan literasi kepada masyarakat.


"Peningkatan jumlah investor reksa dana yang cepat dari 3,2 juta investor di akhir tahun 2020 menjadi 6,1 juta investor di akhir Oktober 2021 perlu dibarengi dengan tanggung jawab oleh seluruh pelaku industri untuk memastikan seluruh investor tersebut benar-benar melek keuangan," imbuhnya.


Teknologi di segala bidang


Pemanfaatan teknologi pun seharusnya mulai menyentuh sektor-sektor yang penting bagi kesejahteraan rakyat, salah satunya pertanian. Teknologi yang tepat guna dapat mendorong produktivitas hasil tani sehingga kekurangan pangan dapat dihindari.


Hal itu sempat disampaikan oleh Ketua DPR RI Puan Maharani ketika melakukan kunjungan kerja ke area persawahan Sendangmulyo, Minggir, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Kamis (11/11/2021).


Kepada petani Puan mendorong untuk melek teknologi dalam rangka peningkatan produktivitas hasil pertanian. Jika produktivitas naik, maka tegas Puan, kesejahteraan petani pun meningkat.


Saat itu, Puan juga berdialog dengan petani muda yang turut hadir bernama Linggarsari Ayu. Perempuan yang akrab disapa Ayu itu mengungkapkan, ia memilih menjadi petani karena ingin membantu orangtuanya yang sudah lanjut usia. 

“Saya harap ke depan ada petani-petani muda yang mau mengerjakan sawah orang tuanya supaya sawahnya tidak dijual atau ditanami beton dijadikan di rumah,” sebut Ayu kepada Puan.


Menanggapi itu, Puan pun mendukung munculnya banyak petani milenial. Ia menegaskan, Indonesia tidak bisa berdaulat pangan tanpa adanya petani. Oleh karenanya, DPR RI terus memberi perhatian besar bagaimana upaya meningkatkan kesejahteraan petani.


“Sebab tangan mereka yang memberi makan kita semua. Kita perlu secara bergotong royong menghasilkan solusi-solusi lebih menyeluruh atas berbagai masalah klasik pertanian. Seperti soal harga pupuk yang tinggi, harga jual dan harga beli, antisipasi gagal panen, dan sebagainya,” tutur Puan. (PIS)

Advertisement

  • Ekonomi Digital Jadi Penyelamat Selama Pandemi, Selanjutnya Apa?

Berita Lainnya

- Advertisement -

Ads x